Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bagaikan Tungku Kayu Bakar

Komunitas misi bagaikan sebuah tungku kayu bakar yang sederhana dalam bentuk tetapi memiliki peran yang istimewa. Tungku kayu bakar lebih dari sekadar sarana yang digunakan untuk memasak atau menghangatkan badan kala dingin mulai menyapa. Ia adalah tempat di mana bara-bara kecil berkumpul dan menciptakan nyala api yang bisa bertahan lama. Demikian pula dengan komunitas misi di mana setiap pribadi membawa nyala api kecil yakni semangat, cinta, talenta, harapan, dan sukacita untuk menjadi saksi kebangkitan Kristus.

Perjalanan sebagai seorang misionaris di Australia bukanlah suatu keberuntungan, kelayakan apalagi kehebatan. Ini merupakan suatu rahmat yang seringkali tak dapat dipahami namun membutuhkan modal yang kuat yakni keberanian. Keberanian itu bukan berasal dari diri kami sendiri, tetapi dari Dia yang menggerakkan, memilih, dan mengutus. Ketergerakan hati untuk menerima perutusan dengan berani adalah bagian dari hidup yang dipersembahkan bagi Tuhan untuk menjadi saksi-Nya di tengah dunia zaman ini, seperti sabda-Nya kepada Nabi Yerima: “Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan”. Pesan inilah yang menjadi dasar bangunan dari perjalanan dan hidup kami sebagai misionaris.

Bagaikan tungku kayu bakar yang didalamnya terdapat ranting yang rapuh, kayu yang retak dan percikan kecil yang tidak terlihat demikianlah setiap pribadi hadir dalam segala keterbatasannya. Komunitas misi memerlukan perhatian, komitmen, kerendahan hati, dan kerja sama untuk terus hidup. Memang tidak selalu mudah karena terkadang ada kayu yang basah, terkadang bara hampir padam, namun selalu ada tekad bersama agar api itu tetap bisa bertahan. Setiap pribadi adalah bara yang saling menghidupi, menjadi kayu yang siap di bakar oleh kasih dan misi yang dipercayakan.

Kami yakin bahwa dengan ada bersama-sama, kami tidak hanya bertahan tetapi juga menjadi terang melalui kehadiran kami dalam Komunitas Keluarga Katolik dan dalam perjumpaan dengan orang-orang baru. Kami diutus untuk hidup bersama, belajar bersama dan berjuang bersama. Maka dalam segala hal, kami pun selalu beriringan bersama sebagai wanita-wanita “Peziarah Pengharapan”. Komunitas misi bukan sekadar tempat berkumpul, melainkan tungku kayu bakar di mana tempat api kasih dipersatukan dalam doa dan tugas, tempat semangat dipelihara, tempat menimbah kehangatan dan tempat berbagi cerita. Ia mengajarkan bahwa kekuatan sejati ada pada kebersamaan.

Oleh:

Sr. Vincentia Elmika, SJMJ 
Rahmat yang tersamar

Australia, 30 April 2025

Leave a comment