“MERANGKUL KERAPUHAN”
Hidup ini bukan tentang menjadi sempurna.
Bukan juga tentang selalu kuat, selalu bisa, selalu benar.
Hidup adalah tentang keberanian untuk tetap melangkah,
meski dengan langkah yang goyah.
Tentang menerima bahwa kita rapuh, dan tak mengapa.
Terkadang, kita lupa bahwa hati kita butuh ruang untuk bernapas.
Bahwa jiwa kita butuh teduh yang sederhana.
Kadang bukan pencapaian yang menyembuhkan,
melainkan kehangatan, senyum tanpa syarat, sapaan –
Jangan terlalu bersandar pada apa yang belum tentu datang.
Bukan karena jalan itu tak layak,
tapi karena kita menatap terlalu jauh,
dan lupa mensyukuri yang di depan mata.
Mari belajar menerima diri sendiri, dan juga orang lain.
Belajar tinggal dalam kesederhanaan,
karena di sanalah sering kali Tuhan menaruh keindahan-Nya.
Dalam tawa kecil, dalam doa yang lirih,
dalam detik-detik sunyi yang membentuk kita menjadi pribadi yang lebih manusiawi.
Jangan takut rapuh.
Kerapuhan mengajari kita untuk rendah hati,
untuk bersandar bukan hanya pada kekuatan sendiri,
tetapi pada cinta yang lebih besar dari kita, cinta Tuhan.
Dan saat kita merangkul kerapuhan itu,
kita akan menemukan bahwa justru di sanalah letak kekuatan kita.
Bukan di dalam kesempurnaan,
tapi dalam hati yang lembut dan terbuka.
Dalam langkah yang jujur dan penuh syukur.
Dalam kesederhanaan yang meneduhkan.
Oleh:

Sr. Rosaliani T.W, SJMJ
Di Antara Lonceng dan Lilin.
Biara Stella Maris Makassar,
11 April 2025