KEBUTUHAN PRIBADI YANG TERDALAM
Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling mulia. Keberadaan sebagai manusia tidak terlepas dari kebutuhan-kebutuhan, baik secara jasmani maupun rohani, baik secara pribadi maupun bersama. Kerinduan dan kebutuhan manusia sebagai seorang pribadi dalam kaitannya dalam hidup bersama adalah kebutuhan untuk dimengerti dan mengerti orang lain serta untuk dicintai orang lain dan mencintai orang lain. Jikalau seseorang mendapatkan hati yang penuh cinta dan perhatian yang penuh pengertian, maka seseorang itu akan dapat berkembang dan bertumbuh secara optimal, bahagia, dan sejahtera. Namun, tentu hal ini tidak mudah dilaksanakan, hanya dapat terjadi kalau ada rahmat Tuhan yang memampukan orang melakukan hal demikian. Tuhan memanggil orang tertentu untuk saling mengerti, saling mencintai, dan kemudian bersatu. Tentu saja Tuhan memberikan kekuatan dan rahmat yang diperlukan untuk mencapai kesatuan tersebut. Dalam kesatuan tersebut, orang dapat bertumbuh dan berkembang.
Berhadapan dengan situasi yang saling mengerti dan mencintai serta bersatu, maka orang akan menjadi sanggup untuk mencintai dan menerima diri sendiri. Bahkan mereka dapat menyembuhkan luka-luka batin dan frustrasi yang mungkin masih dimilikinya karena kehangatan dan kasih sayang diterima. Dengan demikian, mereka kemudian juga dapat mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki baik sebagai perseorangan maupun secara bersama. Kecemasan, ketakutan, kekhawatiran lambat laun akan semakin berkurang. Akan tumbuh perasaan percaya diri, penuh harapan, ketentraman, dan kemudian akan tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik dan bahkan menerima kekuatan yang lebih lagi untuk bangkit jikalau mengalami kegagalan.
Banyak di antara kita yang takut dikenal oleh orang lain atau takut membuka diri karena takut ditolak atau tidak diterima oleh orang lain atau oleh kelompok. Hal ini dapat saja terjadi karena pengalaman masa lampau. Namun, hendaknya tetap berusaha membuka diri dengan risiko diterima atau ditolak agar kita tidak menyembunyikan diri dalam kelompok yang akibatnya malah menjadi kesepian, terasing, dan kemudian merasa kurang bahagia. Menyibukkan diri terus-menerus dalam hati yang kosong dan kesepian tentu akhirnya hanya akan merusak diri sendiri. Pergaulan menjadi semakin dangkal, komunikasi juga seperlunya saja, akhirnya dapat menimbulkan agresi yang halus. Kalau sudah demikian, maka yang terjadi bukanlah kehidupan bersama yang satu tetapi sekadar tinggal serumah atau komunitas.
Salah satu cara membangun suatu kehidupan bersama, saling memberikan cinta dan pengertian adalah saling membagikan dengan tulus dan terbuka terhadap pengalaman dan perasaan-perasaan yang sedang dialami dan saling mendengarkan dengan penuh cinta dan penuh kepercayaan. Dengan saling berbagi dan mendengarkan ini, memberi dan menerima ini, kita dapat membangun kesatuan dengan penghormatan pada keadaan perseorangan, masing-masing tanpa memak-sakan kehendak, yang lain harus menjadi seperti saya dan saya harus menjadi seperti yang lain. Justru dengan semangat memberi dan menerima itulah penghargaan terhadap keberbedaan dan penghormatan terhadap pribadi orang lain dijunjung tinggi. Kalau semangat ini tidak ada, maka akan hancurlah sendi kehidupan bersama itu sendiri.
Mari kita bergandengan tangan, melangkah bersama dalam semangat kasih dan cinta … kita pasti bisa.
By:

Sr. Yosepina Dariani, SJMJ
Saling berbagi dan mendengarkan
Roncalli Salatiga – 13 Mei 2025