“Kaum Muda: Dipanggil untuk Melangkah, Dipilih untuk Mencinta”
Menjadi muda adalah sebuah anugerah. Masa ini bukan sekadar jembatan menuju kedewasaan, melainkan waktu yang penuh semangat, harapan, dan potensi besar untuk menghadirkan perubahan nyata di dunia. Dalam Christus Vivit, Paus Fransiskus menegaskan, “Yesus sendiri adalah seorang muda, Ia memberi hidup-Nya di usia muda, dan menjadi teladan bagi kaum muda dalam keberanian dan cinta kasih yang radikal” (CV, 23). Artinya, kaum muda dipanggil bukan untuk menunggu perubahan, melainkan menjadi pelaku utama perubahan itu.
Setiap orang muda berjalan dengan caranya masing-masing. Ada yang melangkah cepat dengan penuh keyakinan, ada yang pelan, hati-hati, masih mencari arah. Ada yang berjalan dengan semangat besar, ada pula yang diam-diam menanggung lelah dan kebingungan. Tapi hidup bukan perlombaan, melainkan hidup adalah perjalanan. Meski langkah kita berbeda-beda, ada saatnya jalan-jalan itu bertemu. Kita menemukan diri kita saling berdampingan mungkin dalam kegiatan sosial, dalam pelayanan, dalam komunitas atau bahkan dalam perjumpaan sederhana yang penuh makna. Dan di titik temu itulah, sesuatu yang besar mulai bergerak: dunia mulai berubah.
Perubahan tidak selalu datang dari suara lantang atau tindakan besar. Kadang, perubahan dimulai dari sebuah tatapan yang mengerti, sebuah pelukan yang tulus, kata-kata yang positif, atau keputusan untuk berjalan bersama. Dunia mulai berubah ketika kita berhenti melihat perbedaan sebagai ancaman, dan mulai melihatnya sebagai warna yang melengkapi. Perbedaan itu seperti Pelangi-keindahannya justru lahir dari perpaduan warna yang tak sama. Begitu pula hidup, ia menyerupai pelangi, yang membutuhkan hujan dan matahari untuk memunculkan warnanya. Tanpa keduanya, keindahan tak akan pernah nyata.
Kita tidak diciptakan untuk sendiri. Kita pun tidak dipanggil untuk jadi pahlawan tunggal. Kita adalah bagian dari satu langkah panjang yang lebih besar. Ketika langkah-langkah kita bertemu dalam cinta, dalam empati, dalam kepedulian, maka langkah kecil itu menjadi gerakan yang mengubah. Dunia ini tidak butuh generasi yang hebat sendiri-sendiri, tapi generasi yang mau saling menggandeng dalam niat yang sama menuju perubahan yang lebih baik.
Mungkin kita tidak tahu persis ke mana hidup membawa kita. Tapi kita bisa memilih dengan siapa kita berjalan, dan untuk apa kita melangkah. Jika kita memilih untuk berjalan bersama dalam iman, kasih, dan pengharapan, maka setiap langkah, sekecil apa pun, akan mengarah pada dunia yang lebih baik. Di zaman modern ini, dunia bisa diubah bukan hanya oleh kekuasaan atau teknologi, melainkan oleh hati yang mencinta dan tangan yang bekerja. Maka, ketika kita kaum muda bersatu dalam iman, harapan, dan kasih, dunia yang lebih adil, damai, dan bermartabat bukan lagi sekadar mimpi, melainkan kenyataan yang sedang dibangun bersama.
Mari terus berjalan. Mari saling menemui. Karena di titik temu langkah kita, dunia tidak hanya berubah – ia mulai disembuhkan.
Sr. Gerarda Dirmatruty –
Kom. St. Theresia Surabaya